Salah satu altelit legenda
PSHT rayon MADSANEBA
Sausan, demikian sapaan akrabnya, tubuhnya yang mungil dan wajahnya yang
imut mungkin orang tidak akan mengira bahwa ia adalah siswa MTsN 1 Kota Blitar
yang meraih perunggu dalam invitasi Pencak Silat antar Pelajar Se-JAWA-BALI
pada tanggal 7 s/d 10 Agustus 2008
Bagaimana perjuangan Sausan dalam menorehkan prestasi,tentu punya kisah
tersendiri.Berawal dari ketertarikannya terhadap film-film silat mendorongnya
mengikuti ekstra pencak silat PSHT di MTsN 1 Kota Blitar. Cedera,kulit
lecet,memar,terkilir sudah menjadi hal yang biasa untuk sausan, semua itu
memang sudah menjadi konsekwensi logis karena mengikuti beladiri secara
otomatis harus berani mengambil resikonya’’Kalau gak mau cedera ya ikutan tari
aja’’Ungkapnya. Baginya seberapa besar penderitaan bila dihadapi dengan
kesabaran hanya akan menjadi sebuah cobaan untuk meraih kesuksesan, kata-kata
itu selalu diingatnya dan menjadi pedoman hidup yang didapatnya ketika latihan
PSHT yang dalam bahasa jawa berbunyi’’Sepiro gedening sangsoro yen tinompo among
dadi cobo’’
Dari MADSANEBA sebenarnya memberangkatkan 3 atlit, 2 atlit tanding,1 atlit Seni
Tunggal (Andika Apriliawan,Ahmad Fahmi,Ahmad Sausan) dengan didampingi
pelatihnya Mahfudz Sidiq (Peraih JUARA 1 Ganda Putra Se-JATIM 2006) mereka berangkat
ke kota Apel dengan sejuta harapan.
Ketika di kota Malang Sausan sempat minder, Bagaimana tidak, para peserta
lain yang menjadi pesaingnya terlihat meyakinkan, karena persiapan yang matang
ditambah tersedianya alat-alat yang mereka miliki, bahkan rata-rata mereka
sudah SLTA, Sedangkan Sausan hanya bermodal kebiasaan latihan yang intensif di
Sekolah maupun di rumah dibawah asuhan pelatih silatnya yang begitu telaten
membimbing Sausan. Tetapi, Putera pertama dari Bapak Jaibut Tamam ini enjoy
namun juga serius, ditambah rasa percaya diri yang tinggi, Sausan dapat
memperagakan jurus TUNGGAL dengan catatan waktu 3.00 menit (tepat waktu).
Dari 20 peserta seni Tunggal Putra,Sausan mampu menempati urutan ke-3
dibawah SMAN 1 Ngawi,dan SMKN 1 Ponorogo, dengan jumlah nilai 432 dibawah 2
pesaingnya dengan nilai 441 dan 437.
Kebanggaan orang tua dari bocah berwajah imut ini sangat beralasan. Harapannya
untuk mengharumkan nama Madrasah tempatnya menuntut ilmu dan daerah di tingkat
wilayah sudah ia lakukan,Semoga hal ini dapat memotivasi teman-teman sekaligus
menjadi kebanggaan Madrasah pada umumnya. Sausan sendiri mempunyai keinginan
tidak hanya sampai disini. Dia ingin mengharumkan nama kota Blitar dan Propinsi
tempatnya tinggal mengikuti jejak kakak kelasnya dulu “Sofiatul Istiqomah” yang
sudah sampai ketingkat nasional dalam berbagai event Pencak Silat.
Sausan yang sekarang duduk dikelas VIII D ini sejak kelas satu SD sudah
terbiasa dididik mandiri mengatur jadwal kegiatan oleh orang tuanya, kapan ia
harus belajar,istirahat, berorganisasi dan lainya semua dilakukanya dengan
penuh tanggung jawab juga mandiri, orang tua hanya mengawasi mengontrol dan
memberi motivasi. Karakternya yang kritis dan juga tegas karena wawasan dan
pengetahuan yang ia punya cukup lebih bagi anak seusianya.
semoga dapat menjadi motifasi